Aku Paling Suka Saat Muridku...

Aku paling suka saat muridku patuh dan mengerjakan tugas dariku tanpa mengeluh.
Namun aku paling bersedih saat mereka mengeluh dan menyerah pada palajaranku.

Aku paling suka saat mereka bertanya dan antusias mendengar ceritaku tentang hal yang kuajarkan.
Namun aku paling tidak suka saat mereka bertanya hal yang diluar konteks pembelajaran di saat yang tidak tepat.

Aku paling bahagia saat mendengar mereka mengatakan “Aku ingin belajar sama Ustadzah!” “Ustadzah kapan kita bisa belajar lagi?”.
Namun aku paling bersedih kalau mereka tidak antusias atau tertidur saat jam pelajaran ku.

Namun, yang paling paliiing aku sukai dari muridku adalah… bukan nilai yang besar saat mereka ulangan, tapi momen-momen bahagia yang membuat ku tertawa karena tingkah polah mereka.

Pernah suatu hari… aku sedang mengajar kelas 8 di gedung SMP lantai 2. Tiba-tiba, segerombol anak-anak didik ku berlarian dari kelasnya di lantai 3 kemudian mengetuk pintu kelas dan memanggilku dengan panik.
“Ustadzah Halimah, Ustadzah Halimah, gawat Ustadzah” teriak mereka bersahutan di luar pintu.

Aku pun kaget dan segera menemui mereka di depan pintu kelas, tidak biasanya mereka mencari wali kelasnya di jam pelajaran seperti ini. “Ada apa nak?” tanyaku dengan nada khawatir. “Kemas, Ustadzah, si Kemas…” cerita salah satu dari mereka. “Oh iya, mana Kemas, ada apa dengan Kemas?” jawabku. “Kemas kempot Ustadzah, kepalanya kempot” kata mereka kompak sambil sumringah. Setelah itu mereka tertawa geli, aku juga ikut tertawa karena geli. Antara mau khawatir tapi geli. :D Dalam hati aku mencoba menerka-nerka, maksudnya kepala kempot ini gimana wkwk.

“Ooh iya iya, mana Kemasnya, Ustadzah liat dulu kepalanya” kataku sambil mengikuti mereka ke lantai 3. Setelah itu kami sampai di kelas, dan aku temukan Kemas sedang duduk lesehan dibelakang kelas bersama beberapa teman yang lain. Ternyata kepala nya terkena ujung meja karena teman-teman nya bermain, saat itu sedang tidak ada guru di kelas. Alhasil kepalanya jadi benjol, bukan kempot. :D Sambil menahan tawa aku menghampiri nya, karena teman-teman nya dengan antusias berkata “Ini ustadzah yang kempot!”. Entah dari mana mereka memilih kalimat kempot itu. :D

“Sakit ya nak kepalanya? Kita ke UKS ya” ajak ku menarik nya. Setelah itu aku menasehati mereka untuk berhati-hati dalam bermain.

Momen yang aku sukai juga adalah saat mereka bercerita tentang hal-hal yang dialami sehari-hari. Seperti misalnya, kelas kami terletak di lantai 3, kemudian dari jendela kelas kami bisa melihat kabel-kabel listrik yang terbentang di langit cukup tinggi. Ada seekor burung (atau mungkin bebek dari bentuknya, yang jelas salah satu jenis unggas) yang menyangkut di kabel yang cukup tinggi posisinya. Dan pose si bebek tersebut tidak berubah dalam waktu yang sudah sangaaat lama, berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan lamanya. “Ustadzah, ustadzah, itu bebeknya mungkin udah jadi Bebek panggang di atas sana” kata mereka ceria. Tak kuasa ikut menahan tawa karena kelucuan mereka.

Dalam banyak kesempatan kami juga sering mengabadikan momen bersama di kelas, gaya mereka yang lucu-lucu, mulai dari peci nya di pakai sampai bagian alisnya ketarik kedepan, pose menutup muka atau tingkah polah mereka yang lucu lain nya. Ya Allah, sungguh gemes gemes rasanya. Meski begitu mereka punya karakter masing-masing yang jadi warna tersendiri di kelas. Dan tentunya saya menyayangi semua murid yang pernah saya ajar dengan keistimewaan mereka masing-masing.

Saya harap suatu hari di masa depan, anak-anak kami yang menggemaskan ini bisa jadi anak yang sholeh dan sholehah yang berbakti, sukses dan memiliki akhlak yang baik. Aamiin ya rabbal alamin. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa itu Ibu? Siapa itu ayah?

Kisah Menarik Pohon Ghorqod, Pohon-nya Kaum Yahudi

Sinyal Kebaikan