Setelah Menjadi Guru Aku Paham Bahwa...

Memperingati hari guru, saya jadi teringat guru-guru yang terkenang di memori semasa bersekolah...

Semasa SMA dulu, saya menyewa (atau ngekos) di rumah guru Matematika kami, Ibu Dwi namanya.  Sering kami diajari Matematika oleh beliau kalau tidak paham pelajaran di sekolah. ๐Ÿ˜ŠKetika saya naik kelas 2, Ibu Dwi pensiun dari pekerjaan nya menjadi guru di sekolah kami. Namun yang saya kenang, Ibu Dwi tidak pernah menghentikan fungsi dirinya sebagai guru dimana pun beliau berada. 

Dari Ibu Dwi saya belajar, untuk menjadi lebih disiplin. Kalau tidak mau kena teguran dari beliau, maka kami harus disiplin, baik itu mematikan air keran, mematikan lampu kalau tidak digunakan, dan sebagainya. Meskipun saya masih banyak ngeyel nya dahulu dan sering kena tegur karena masih sering lupa. Namun, akhirnya lama-lama jadi terbiasa mematikan lampu kalau tidak digunakan, memerhatikan keran air kalau sudah penuh. Di bangku kuliah pun saya kembali ngekos namun kali ini lokasinya di Kota Yogyakarta, somehow bertemu ibu kos yang sama disiplin dan perhatian nya seperti Ibu Dwi, namanya Ibu Tin. Keduanya sudah saya anggap seperti ibu saya sendiri.

Waktu SMA saya menyukai pelajaran kimia, hal ini tidak lepas dari peran guru saya, Ibu Nana, yang mengajari kami pelajaran kimia. Beliau ini tegas orangnya, suka kasih PR, kasih tugas berlatih setiap jam pelajaran. Tapi karena ketegasan beliau, didikan beliau, akhirnya saya bisa mengerjakan soal-soal kimia lebih lancar. Hingga akhirnya sempat ikut tim olimpiade kimia dan di bangku kuliah pun memilih jurusan kimia. :D Sepertinya saya cocok dengan guru-guru yang gaya mendidik nya tegas ya, hehe.

Dibangku kuliah, saya menyelesaikan tugas akhir (skripsi) dibawah bimbingan dosen pembimbing akademik saya, Bapak Roto namanya. Beliau, selalu memudahkan kami dalam melakukan penelitian juga diberi arahan saat konsultasi tentang skripsi. Beliau juga suka memberi arahan mengenai karir dan masa depan.
Alhamdulillah... bersyukur bertemu dengan guru-guru yang baik selama mengeyam bangku pendidikan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sesekali Ibu Dwi menelpon, seharusnya saya yang nelpon duluan๐Ÿ˜… Beliau selalu bertanya bagaimana kabar kami, tentang pekerjaan yang sedang saya jalani. Saat CPNS dibuka, beliau yang suka mengingatkan saya... "Ayo jangan lupa daftar ya, udah buka itu CPNS nya".

Pernah juga Bapak Roto mengirim pesan kepada saya, bertanya pekerjaan apa yang sedang dijalani sekarang. Kemudian saya bercerita bahwa sekarang Halimah sudah menjadi guru. Pesan Bapak "Alhamdulillah, apa pun pekerjaan nya yang penting harus dinikmati dan disyukuri". Bapak juga berpesan untuk tetap mengirim kabar.

Meskipun sudah tidak mengajar secara langsung, tapi para guru masih menantikan kabar muridnya. Masih perhatian tentang masa depan anak didiknya. Mungkin itulah yang terjadi kalau seorang guru mendidik dari hatinya... Bukan sekedar nilai yang tertulis hitam di atas putih, namun memerhatikan aspek-aspek lain nya.

Awalnya, saya tidak begitu paham bagaimana perasaan mereka. 
Namun setelah menjadi guru saya menjadi paham bahwa... keberhasilan anak didik kita adalah kebahagiaan tersendiri bagi seorang pendidik. Kalau melihat murid kita menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, baik dalam akademik maupun akhlak, rasanya hati itu nyees, adem gitu rasanya. Kadang saya juga suka bertanya-tanya kabar murid saya kalau lagi libur...
"Mereka sudah ngerjain tugas belum ya, sudah tau info ini itu belum ya, nanti kalau masuk sekolah mau saya ajari materi apa lagi ya, kegiatan apa ya yang bakal menyenangkan buat dilakukan bersama-sama nanti, gimana ya biar mereka lebih termotivasi..."
Tak heran kalau kadang Ibu Dwi menelpon, atau Bapak menanyakan kabar saya. Mereka pasti juga merasakan hal yang sama, ketika saya merindukan murid-murid saya...

Tanpa jasa mereka, tidak mungkin pula Halimah bisa sampai pada titik ini. Terimakasih guru-guru kami, kalian lah pahlawan tanpa tanda jasa. Semoga Allah membalas jasa-jasa kalian dengan kebaikan yang berlipat-lipat. Selamat hari guru! :)

-25 November 2019-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa itu Ibu? Siapa itu ayah?

Kisah Menarik Pohon Ghorqod, Pohon-nya Kaum Yahudi

Sinyal Kebaikan