Do'a, Perkataan dan Pengabulan


"Ayo adek, harus semangat belajarnya, yuk tunjukkin posisi belajar yang bener" kataku pada si adek.
"Adek mau belajar nya kayak gini, ustadzah" balasnya sambil merebahkan badan nya di lantai.
"Anak yang pinter kalau belajar gak begitu loh, sini liat duduknya ustadzah, duduk yang tegap ya" aku pun menegapkan posisi duduk ku, mencontohkan buat si adek.
"Enggak ustadzah, adek kan bukan anak yang pinter, jadi gak mau belajar begitu" katanya sambil menatapku.
"Adek gak boleh bilang gitu, perkataan itu do'a loh, harus percaya kalau adek tu anak yang pinter, ustadzah aja percaya" kataku menyakinkan.
"Jadi perkataan itu do'a ya ustadzah? Berarti adek pinter, ya?" sedikit menegakkan kepalanya, mungkin sedang mempertimbangkan perkataan ku tadi.
"Ya betul adeek" jawabku sambil melihatnya.
Kemudian ia pun mulai belajar... dengan tetap rebahan ๐Ÿ˜‚
Sesekali ia tegap, namun kalau lelah ia mulai rebahan lagi. Aku pun melanjutkan materi dan memberikan ia pilihan dan ruang untuk belajar senyaman nya, perubahan tidak bisa di dapatkan dalam satu kali pertemuan saja, kan.

Beberapa hari kemudian, si adek sedang ikut membantu kami menggunting dekorasi untuk acara di sekolah.
Ia sembari berlatih untuk tampil di acara tersebut.
"Adek gak bisa ustadzah" katanya ketika di suruh berlatih tampil.
"Adek lupa ya, gak boleh ngomong begitu loh" kataku mengingatkan.
"Oh iya.. kan kata ustadzah perkataan itu do'a ya" katanya sambil mengangkat satu jarinya, menunjukkan pose orang yang baru ingat.
"Iya betul sekali, adeek" kataku sambil ketawa gemes, gemes pada kelakuan nya yang lucu. Dan bersyukur, ternyata ia mengingat pesanku kepadanya saat itu..

***


Sekilas, saya teringat dengan sebuah keinginan saat masih kuliah. Karena saya suka bicara di depan banyak orang, public speaking begitu hehe, saya punya keinginan mempunyai pekerjaan yang bisa  bicara dengan banyak orang. Rasanya, seperti lebih semangat saja kalau bisa sharing dengan banyak orang. Tapi belum terpikir pekerjaan jenis apa, hanya keinginan yang pernah saya ucapkan pada sahabat saya. Pasti menyenangkan bekerja sambil melakukan hal yang kita senangi.

Saya juga jadi teringat, saya ingin sekali banyak belajar soal parenting. Bagaimana menghadapi anak-anak dengan berbagai tingkah polahnya. Dan belajar terbaik adalah dengan mempraktekkan ilmunya, bukan? Terkadang saya bantu mengajar di beberapa TPA binaan di sekitar tempat tinggal atau organisasi.

Saya juga pernah punya keinginan masuk pondok, walau belum kesampean, hehe. Saya ingin belajar di lingkungan yang baik, menambah ilmu agama dan memberikan lingkungan yang kondusif agar bisa menghapal Qur'an. Sebuah keinginan..

Kemudian pada masa-masa awal lulus kuliah, atau yang banyak di sebut kaum milenial sebagai masa Quarter Life Crisis, saya masih banyak bimbang tentang pekerjaan yang di inginkan. Karena saya lulusan Kimia, jadi berbagai lowongan yang terbuka untuk sarjana Kimia saya coba. Biasanya, saya mencari lowongan sebagai Quality Control (QC), di berbagai perusahaan. Beberapa kali gagal, hingga akhirnya di terima sebagai Supervisor QC di salah satu perusahaan, yang Alhamdulillah terletak di kota Palembang, tempat saya tinggal. Saat itu saya sudah mendapat panggilan untuk tanda tangan kontrak, namun seminggu sebelum mendapat panggilan, saya juga dinyatakan diterima di sebuah Sekolah Islam sebagai pengajar.

Saat itu saya harus memilih salah satu, dan pilihan saya ternyata jatuh pada Sekolah Islam. Pilihan yang menurut saya tepat saat ini, bagaikan resume dari do'a-do'a dan perkataan yang pernah saya ucapkan.. Saya tersadar, saat kuliah dulu pernah berkata punya cita-cita bisa punya pekerjaan yang berbicara dengan banyak orang dan punya keinginan belajar memahami anak-anak. Di sekolah ini juga anak-anak di targetkan untuk menghapal Al Qur'an, alhasil saya bisa ikut nimbrung buat belajar. Dan saat ini, saya merasa banyak belajar dari mereka. Berada disini, bagaikan jawaban dari Allah atas keinginan halimah selama ini.

Memang benar ternyata.. bahwa perkataan itu do'a.
Apa yang sering kita ucapkan dikabulkan oleh Allah.
Di masa Quarter Life Crisis, saya sering bimbang karena pada tes masuk perusahaan sebelumnya mengalami beberapa kegagalan. Dan ternyata kegagalan tersebut bukanlah tanpa maksud.
Pekerjaan yang dipilihkan Allah saat ini adalah jawaban terbaik dari segala gundah yang pernah saya rasa. Sesuai dengan yang sering saya katakan, walau waktu itu tidak tahu kalau pekerjaan inilah yang akan Allah pilihkan untuk saya. Meski tidak menutup kemungkinan akan kesempatan pekerjaan lain di masa depan. Tapi percaya lah, kalau Allah yang pilihkan, maka akan Ia pilihkan yang terbaik. Dan jangan lupa kalau ridhonya orang tua kita adalah ridhonya Allah. Ridho mereka sangat berperan penting di tiap tahap kita memilih sesuatu..

Walaupun begitu, setiap pilihan pasti memiliki tantangan nya sendiri. Terkadang kelelahan melanda, beberapa kali penyakit langganan saat saya lelah menyapa saya, penyakit flu dan tidak enak badan. Agenda yang padat, lembur sampai larut untuk mebuat kurikulum, rapat kepanitiaan acara sekolah yang rutin menambah jam kerja kami. Hal tersebut menuju pada sebuah hikmah, bahwa pilihan Allah ini bukanlah hanya sekedar kesenangan, Allah sisipkan makna berjuang, makna sabar, makna ikhlas, dan berbagai cobaan ukhuwah di dalamnya.

Lelah itu terbayar saat gaji pertama saya turun.. bukan masalah jumlahnya. Tapi haru dan syukur dari kedua orang tua ketika saya menyodorkan sebagian gaji saya pada mereka. Untuk memahami seseorang yang telah menjagaku sejak lahir, tidak banyak kata perlu terucap, namun mata mereka berkaca-kaca dan penuh haru saat itu, membuat saya bahagia.. "Bukan masalah jumlahnya nak, namun berkahnya" kata ibu saat itu.

Jadi, di jalan hidup kita.. seharusnya kita yakin, bahwa Allah tiada menempatkan kita pada suatu tempat, garis waktu dan pertemuan dengan banyak orang melainkan untuk kembali padaNya dan memetik hikmah dalam hidup.
Allah akan bantu kita selama kita berniat baik.
Jadi, jangan takut dan khawatir.. di jalan yang kini Allah pilihkan, pasti akan ada banyak kebaikan di dalamnya. Yuk kita berproses dalam meraih ridhoNya..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa itu Ibu? Siapa itu ayah?

Kisah Menarik Pohon Ghorqod, Pohon-nya Kaum Yahudi

Sinyal Kebaikan