poli-Tikus vs Kucing



Tak ada orang istimewa di penjara, karena mereka hanyalah narapidana. 


Walau pernah jadi pejabat, tetap saja statusnya penjahat. 

Menjarah uang rakyat, jelas perbuatan yang bejat. 

Mereka harus diasingkan, dijauhkan dari kebebasan. 

Gerak-geriknya mutlak dibatasi, di balik dinginnya jeruji besi. 
Itulah fungsinya pemenjaraan, sebagai bentuk penghukuman. 
Tak boleh ada keistimewaan, karena penjara bukan bunker persembunyian.

-Mata Najwa-

 Habis baca blog seorang teman yang mengutip kalimat diatas, aku jadi pengen ngepost tentang koruptor hehe..

Serentetan kasus korupsi yang terus merajalela di negeri kita tercinta membuat banyak mata terbuka, bahwa sebenarnya menerapkan kejujuran sejak dini adalah sangaaaat penting dalam memperbaiki masalah moral para pemimpin rakyat tersebut. Bahkan mulai dari hal yang kecil kayak, ehm -nyontek. Masih pelajar aja udah gak jujur luar biasa, apalagi kalau sudah punya tahta dan jabatan nanti. Ngeri ya calon pemimpin masa depan kita.....

Nah, ternyata masalah korupsi gak hanya merajalela di negara kita saja loh, bahkan diluar negeri, ada suatu daerah yang mencalonkan kucing sebagai walikotanya! 




Nama si calon walikota imut itu Morris.

Dengan slogan kampanye "Bosan dipimpin tikus? Pilihlah kucing" Morris berhasil menggaet dukungan ratusan ribu orang di sosial media. Namanya tenar di Facebook dan Twitter dengan foto-foto yang menggemaskan.

"Dia kebanyakan tidur dan tidak melakukan apa-apa, cocok untuk jadi politisi," kata Sergio Camacho, 35, pemilik kucing usia 10 bulan itu.

-disadur dari kompas-

Tuh bayangin kucing aja udah ada yang mencalonkan diri jadi walikota. Prihatin ya, bagaimana bisa moral seorang kucing lebih baik dibanding manusia yang dikasih Allah akal dan segala kesempurnaanya? MasyaAllah. Kapan kapan kucing dirumahku dijadiin caleg aja deh, kali aja.... hehe





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa itu Ibu? Siapa itu ayah?

Kisah Menarik Pohon Ghorqod, Pohon-nya Kaum Yahudi

Sinyal Kebaikan